BAB
I Sistem Ekonomi Indonesia
1.1 Sistem perekonomian adalah sistem yang dipakai oleh sebuah
negara untuk mengalokasikan sumber daya yang dikuasainya baik untuk perorangan
ataupun instansi di negara itu. Sistem perekonomian yang diterapkan oleh
negara Indonesia adalah Sistem perekonomian Pancasila. Ini artinya sistem
perekonomian yang dijalankan di Indonesia harus berpedoman pada Pancasila.
1.2 Sistem Ekonomi dan Sistem Politik
Sistem ekonomi adalah suatu sistem yang mengatur serta
menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam
suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi terdiri atas unsure manusia
sebagai subjek, barang-barang ekonomi sebagai objek dan seperangkat kelembagaan
yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan berekonomi. Perangkat kelembagaan
dimaksudkan meliputi lembaga-lembaga ekonomi formal maupun informal, cara
kerja, mekanisme hubungan, hukum atau peraturan perekonomian serta kaidah atau
norma lain yang dipilih atau diterima oleh masyarakat.
Dalam perangkat kelembagaan terdapat kebiasaan,
perilaku, dan etika masyarakat yang diterapkan dalam berbagai aktivitas yang
berkenaan dengan pemanfaatan sumberdaya bagi pemenuhan kebutuhan. Dan sebuah
sistem ekonomi sesungguhnya merupakan salah satu unsure dalam suatu suprasistem
kehidupan masyarakat dan juga termasuk bagian dari kesatuan ideology kehidupan
bermayrakat di suatu Negara. Pelaksanaan suatu sistem ekonomi tertentu disebuah
Negara akan berjalan mulus jika lingkungan kelembagaan masyarakatnya mendukung.
Benang merah hubungan sistem ekonomi dengan sistem
politik adalah, sbb :
1. Liberalisme (liberal) dengan Komunisme
(komunis), konteksnya adalah ideology politik.
2. Demokrasi (demokratis) dengan Otokrasi
(otoriter), konteksnya adalah rejim pemerintahan (cara pemerintah).
3. Egalitarianism (egaliter) dengan Etatisme
(etatis), konteksnya adalah penyelenggaraan kenegaraan.
4. Desentralisme (desentralistis) dengan
Sentralisme (sentralistis), konteksnya adalah struktur birokrasi.
5. Kapitalisme (kapitalis) dengan Sosialime
(sosialis), konteksnya adalah ideology ekonomi.
6. Mekanisme Pasar dengan Perencanaan Terpusat,
konteksnya adalah pengelolaan ekonomi.
Sistem ekonomi suatu Negara bersifat khas, sehingga
dapat dibedakan dari sistem yang berlaku atau diterapkan di Negara lain,
berdasarkan beberapa sudut tinjauan, yakni :
a. Sistem pemilikan sumber daya atau
faktor-faktor produksi.
b. Keleluasaan masyarakat untuk saling
berkompetisi satu sama lain dan untuk menerima imbalan atas prestasi kerjanya.
c. Kadar peranan pemerintah dalam mengatur,
mengarahkan, dan merencanakan kehidupan bisnis dan perekonomian pada umumnya.
1.3 Kapitalisme dan Sosialisme
Sistem ekonomi kapitalisme mengakui
pemilikan individual atas sumber daya, sumber ekonomi atau faktor-faktor
produksi dan terdapat keleluasaan bagi orang perorangan dalam memiliki
sumberdaya. Kompetisi antarindividu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan
antarbadan usaha dalam mengejar keuntungan sangat dihargai. Tidak adanya
kekangan atau batasan bagi orang perorang dalam menerima imbalan atas perstasi
kerjanya. Prinsip keadilan yang dianut “setiap orang menerima imbalan
berdasarkan prestasi kerjanya”. Campur tangan pemerintah sangat minim.
Pemerintah sebagai “pengamat” dan “pelindung” perekonomian.
Sistem ekonomi sosialisme adalah
sebaliknya. Sumber daya ekonomo atau faktor produksi diklaim sebagai milik
Negara. Lebih menekankan kebersamaan masyarakat dalam menajalankan dan
memajukan perkonomian. Imbalan yang diterima pada orang perorang didasarkan
pada kebutuhan, bukan bedasarkan jasa yang dicurahkan. Prinsip keadilan yang
dianut “setiap orang menerima imbalan yang sama”. Campur tangan pemerintah
sangat tinggi. Pemerintah yang menenrukan dan merencanakan 3 persoalan pokok
ekonomi, yaitu :
-
What, apa yang diproduksi?
-
How, bagaimana memproduksinya
-
For Whom, untuk siapa diproduksi?
Sistem ekonomi campuran diterapkan oleh Negara
berkembang atau Negara dunia ketiga. Yang diantaranya cukup konsisten meramu
resep campuran, yang berarti kadar kapitalismenya selalu tinggi dan bobor
sosialismenya senantiasa lebih besar.
1.4 PERSAINGAN TERKENDALI
Berdasarkan sistem pemilikan sumber daya ekonomi atau
faktor-faktor produksi, tak terdapat alasan untuk menyatakan bahwa sistem
ekonomi kita adalah kapitalistik. Indonesia mengakui pemilikan individual atas
faktor-faktor produksi; kecuali untuk sumber daya yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara. Jadi secara konstitusional, sistem ekonomi
indonesia bukan kapitalisme dan bukan pula sosialisme.
Sehubungan dengan persaingan antarbadan-usaha, tidak
terdapat rintangan bagi suatu perusahaan untuk memasuki bidang usaha tertentu.
Namun untuk menghindari persaingan tak sehat dalam pasar barang tententu yang
sudah jenuh, pemerintah mengendalikannya dengan membuka prioritas-prioritas
bidang usaha.
Jadi pada kesimpulannya, bahwa iklim persaingan berekonomi
dan kompetisi berbisnis di indonesia bukanlah persaingan yang bebas-lepas,
melainkan persaingan yang terencana-terkendali.
1.5 KADAR KAPITALISME DAN SOSIALISME
Unsur-unsur kapitalisme dan sosialisme terkandung dalam pengorganisasian
ekonomi indonesia. Seseorang bisa melihat dari dua pendekatan. Pertama adalah
dengan pendekatan faktual-struktural, yakni setelah menelaah peranan
pemerintah atau negara dalam struktur perekonomian. Kedua adalah pendekatan
sejarah, dengan menelusuri bagaimana perekonomian bangsa diorganisasikan dari
waktu ke waktu.
Untuk mengukur kadar keterlibatan pemerintah dalam
perekonomian dengan pendekatan faktual-struktural, dapat digunakan kesamaan
agregat Keynesian yang berumuskan Y = C + I + G + (X – M). Dalam
formula ini berarti produk atau pendapatan nasional dirinci menurut penggunaan
atau sektor pelakunya. Kesamaan ini merupakan rumus untuk menghitung pendapatan
nasional dengan pendekatan pengeluaran.
Dengan pendekatan dapat dipelajari, betapa bangsa atau
masyarakat kita tidak pernah dapat menerima pengelolaan makroekonomi yang
terlalu berat ke kapitalisme ataupun sangat bisa ke sosialisme.
Bab 2/3 Sejarah Ekonomi Indonesia
Pemerintahan
Orde Lama
Pada tanggal 17 agustus 1945, indonesia
memproklamasikan kemerdekaannya. Namun demikian, tidak berarti Indonesia sudah
bebas dari Belanda. Tetapi setelah akhirnya pemerintah Belanda mengakui secara
resmi kemerdekaan Indonesia. Sampai tahun 1965, Indonesia gejolak politik di
daalam negeri dan beberapa pemberontakan di sejumlah daerah. Akibatnya, selama
pemerintahan orde lama, keadaan perekonomian Indonesia sangat buruk. Seperti
pertumbuhan ekonomi yang menurun sejak tahun 1958 dan defisit anggaran pendapatan
dan belanja pemerintahan terus membesar dari tahun ke tahun.
Dapat disimpulkan bahwa buruknya
perekonomian Indonesia selama pemerintahan Orde Lama terutama disebabkan oleh
hancurnya infrastruktur ekonomi, fisik, maupun nonfisik selama pendudukan
jepang. Dilihat dari aspek politiknya selama periode orde lama, dapat dikatakan
Indonesia pernah mengalami sistem politik yang sangat demokratis yang
menyebabkan kehancuran politik dan perekonomian nasional.
Pemerintahan Orde Baru
Maret 1966, Indonesia dalam era Orde
Baru perhatian pemerintahan lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat lewat pembangunan ekonomi dan sosial tanah air. Usaha
pemerintah tersebut ditambah lagi dengan penyusunan rencana pembaangunan 5
tahun secara bertahap dengan target-target yang jelas sangat dihargai oleh
negara-negara barat. Tujuan jangka panjang dari pembangunan ekonomi di
Indonesia pada masa Orde Baru adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui suatu proses industrialisasi dalam skala besar. Perubahan ekonomi
struktural juga sangat nyata selama masa Orde Baru dimana sektor industri
manufaktur meningkat setiap tahun.
Dan kondisi utama yang harus dipenuhi
terlebih dahulu agar suatu usaha membangun ekonomi dapat berjalan dengan baik,
yaitu sebagai berikut: kemampuan politik yang kuat, stabilitas ekonomi dan
politik, SDM yang lebih baik, sistem politik ekonomi terbuka yang berorientasi
ke Barat, dan dan kondisi ekonomi dan politik dunia yang lebih
baik. Keadaan ekonomi keuangan pada masa awal kemerdekaan amat buruk,
antara lain disebabkan oleh: Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena
beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu,
untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di
wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia
Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Masa Demokrasi Liberal (1950-1957)
a)
Gunting Syarifuddin, yaitu pemotongan nilai uang (sanering) 20 Maret 1950,
untuk mengurangi jumlah uang yang beredar agar tingkat harga turun.
b)
Program Benteng (Kabinet Natsir), yaitu upaya menunbuhkan wiraswastawan
pribumi dan mendorong importir nasional agar bisa bersaing dengan perusahaan
impor asing dengan membatasi impor barang tertentu dan memberikan lisensi
impornya hanya pada importir pribumi.
c)
Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia pada 15 Desember 1951
lewat UU no.24 th 1951 dengan fungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
d)
Sistem ekonomi Ali-Baba (kabinet Ali Sastroamijoyo I) yang diprakarsai Mr
Iskak Cokrohadisuryo, yaitu penggalangan kerjasama antara pengusaha cina dan
pengusaha pribumi.
Pemerintahan Transisi
Mei 1997, nilai tukar bath Thailand
terhadap dolar AS mengalami suatu goncangan yang hebat, hingga akhirnya
merembet ke Indonesia dan beberapa negara asia lainnya. Rupiah Indonesia mulai
terasa goyang pada bulan juli 1997. Sekitar bulan September 1997, nilai tukar
rupiah terus melemah, hingga pemerintah Orde Baru mengambil beberapa langkah
konkret, antaranya menunda proyek-proyek dan membatasi anggaran belanja negara.
Pada akhir Oktober 1997, lembaga keuangan internasional memberikan paket
bantuan keuangaannya pada Indonesia.
Pemerintahan Reformasi
Awal pemerintahan reformasi yang
dipimpin oleh Presiden Wahid, masyarakat umum menaruh pengharapan besar
terhadap kemampuan Gusdur. Dalam hal ekonomi, perekonomian Indonesia
mulai menunjukkan adanya perbaikan. Namun selama pemerintahan Gusdur, praktis
tidak ada satupun masalah di dalam negeri yang dapat terselesaikan dengan baik.
Selain itu hubungan pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Gusdur dengan IMF
juga tidak baik. Ketidakstabilan politik dan sosial yang tidak semakin surut
selama pemerintahan Abdurrahman Wahid menaikkan tingkat country risk Indonesia.
Makin rumitnya persoalan ekonomi
ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi. Seperti pergerakan Indeks Harga
Saham Gabungan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang negatif dan rendahnya
kepercayaan pelaku bisnis terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar
AS.
Pemerintahan Gotong Royong
Pemerintahan Megawati mewarisi kondisi
perekonomian Indonesia yang jauh lebih buruk daripada masa pemerintahan Gusdur.
Inflasi yang dihadapi Kabinet Gotong Royong pimpinan Megawati juga sangat
berat. Rendahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan Megawati
disebabkan antara lain masih kurang berkembangnya investor swasta, baik dalam
negeri mauoun swasta.
Melihat indikator lainnya, yakni nilai
tukar rupiah, memang kondisi perekonomian Indonesia pada pemerintahan Megawati
lebih baik. Namun tahun 1999 IHSG cenderung menurun, ini disebabkan kurang
menariknya perekonomian Indonesia bagi investor, kedua disebabkanoleh tingginya
suku bunga deposito.
Macam-macam sistem ekonomi:
Menurut dumairy : sistem ekonomi adalah
suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antar manusia dengan
seperangkat kelembagaan dalam ssuatu tatanan kehidupan. Menurut Sanusi : sistem
ekonomi merupakan suatu organisasi terdiri dari sejumlah lembaga yang sling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Sistem ekonomi kapitalis adalah suatu sistem ekonomi dimana
kekayaan yang produktif terutama dimiliki secara pribadi dan produksi terutama
dilakukan untuk dijual.
Ciri-ciri Kapitalisme :
-Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi
-Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu
-Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
-Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
-Pasar berfungsi memberikan “signal” kepda produsen dan konsumen dalam bentuk harga- harga.
-Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu
-Inidividu bebas memilih pekerjaan/ usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
-Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar
-Pasar berfungsi memberikan “signal” kepda produsen dan konsumen dalam bentuk harga- harga.
-Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. “The Invisible Hand”
yang mengatur perekonomian menjadi efisien.
-Motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba
-Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri.
-Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme).
-Motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba
-Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar kepentingann (keuntungan) sendiri.
-Paham individualisme didasarkan materialisme, warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme).
Kebaikan-kebaikan Kapitalisme :
- Lebih efisien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi barang-barang.
- Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan segala hal yang terbaik dirinya.
- Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang diperlukan lebih kecil.
Kelemahan-kelemahan Kapitalisme :
- Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan persaingan monopolistik.
- Sistem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber secara efisien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan yang menekan upah buruh dan lain-lain).
Kecenderungan Bisnis dalam Kapitalisme :
Perkembangan bisnis sangat dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang berlaku. Kecenderungan bisnis dalam kapitalisme dewasa ini:
a) adanya spesialisasi
b) adanya produksi massa
c) adanya perusahaan berskala besar
d) adanya perkembangan penelitian
Sistem Ekonomi Sosialis adalah adanya berbagai distorasi dalam
mekanisme pasar menyebabkan tidak mungkin bekerja secara efisien, dan bahwa
sistem ini bukanlah sistem ekonomi yang tidak memandang penting peranan
kapital.
Ciri-ciri dari Ekonomi Sosialis :
a)
Lebih Mengutamakan Kebersamaan (Kolektivisme)
Artinya masyarakat dianggap sebagai satu-satunya
kenyataan sosial, sebagai individu-individu fiksi belaka. Dan tidak adanya
pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis
b)
Peran Pemerintah Sangat Kuat
Pemerintah bertindak
aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap pengawasan. Alat-alat
produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
c)
Sifat Manusia Ditentukan Oleh Pola Produksi
Artinya Pola produksi
(aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme (masyarakat sosialis)
dan Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme
(masyarakat kapitalis)
Sistem Ekonomi Sosialis mempunyai kelemahan sebagai
berikut :
1. Sulit melakukan
transaksi
Tawar-menawar sangat
sukar dilakukan oleh individu yang terpaksa mengorbankan kebebasan pribadinya
dan hak terhadap harta milik pribadi hanya untuk mendapatkan makanan sebanyak
dua kali. Jual beli sangat terbatas, demikian pula masalah harga juga
ditentukan oleh pemerintah, oleh karena itu stabilitas perekonomian Negara
sosialis lebih disebabkan tingkat harga ditentukan oleh Negara, bukan
ditentukan oleh mekanisme pasar
2. Membatasi kebebasan
System tersebut
menolak sepenuhnya sifat mementingkan diri sendiri, kewibawaan individu yang
menghambatnyadalam memperoleh kebebasan berfikir serta bertindak, ini
menunjukkan secara tidak langsung system ini terikat kepada system ekonomi
dictator. Buruh dijadikan budak masyarakat yang memaksanya bekerja seperti
mesin
3. Mengabaikan pendidikan
moral
Dalam system ini semua kegiatan diambil
alih untuk mencapai tujuan ekonomi, sementara pendidikan moral individu
diabaikan. Dengan demikian, apabila pencapaian kepuasan kebendaan menjadi
tujuan utama dan nlai-nilai moral tidak diperhatikan lagi
Adapun kebaikan-kebaikan dari Sistem Ekonomi Sosialis adalah :
1. Disediakannya
kebutuhan pokok
Setiap warga Negara
disediakan kebutuhan pokoknya, termasuk makanan dan minuman, pakaian, rumah,
kemudahan fasilitas kesehatan, serta tempat dan lain-lain. Setiap individu
mendapatkan pekerjaan dan orang yang lemah serta orang yang cacat fisik dan
mental berada dalam pengawasan Negara.
2. Didasarkan perencanaan
Negara
Semua pekerjaan
dilaksanakan berdasarkan perencanaan Negara Yang sempurna, diantara produksi
dengan penggunaannya. Dengan demikian masalah kelebihan dan kekurangan dalam
produksi seperti yang berlaku dalam System Ekonomi Kapitalis tidak akan
terjadi.
3. Produksi dikelola oleh
Negara
Semua bentuk produksi dimiliki dan
dikelola oleh Negara, sedangkan keuntungan yang diperoleh akan digunakan untuk
kepentingan-kepentingan Negara.
Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi di mana kegiatan ekonominya yang masih sangat sederhana
Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional adalah
1) masyarakat hidup berkelompok secara kekeluargaan,
2) tanah merupakan sumber kehidupan,
3) belum mengenal adanya pembagian kerja,
4) pertukaran secara barter,
5) tingkat dan macam produksi sesuai kebutuhan.
1) masyarakat hidup berkelompok secara kekeluargaan,
2) tanah merupakan sumber kehidupan,
3) belum mengenal adanya pembagian kerja,
4) pertukaran secara barter,
5) tingkat dan macam produksi sesuai kebutuhan.
Sistem ekonomi komando adalah sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya diatur oleh pusat.
Ciri-ciri ekonomi komando adalah
1) semua sumber dan alat produksi dikuasai negara,
2) hak milik perorangan atas alat dan sumber produksi tidak ada,
3) kebijakan perekonomian sepenuhnya diatur pusat
4) Pembagian kerja diatur negara,
5) Masyarakat tidak dapat memilih jenis pekerjaan.
1) semua sumber dan alat produksi dikuasai negara,
2) hak milik perorangan atas alat dan sumber produksi tidak ada,
3) kebijakan perekonomian sepenuhnya diatur pusat
4) Pembagian kerja diatur negara,
5) Masyarakat tidak dapat memilih jenis pekerjaan.
Sistem ekonomi pasar adalah sistem ekonomi yang sepenuhnya
dilaksanakan oleh wisata, dan pemerintah hanya mengawasi jalannya perekonomian.
Ciri-ciri ekonomi pasar adalah
1) sumber dan alat produksi dikuasai oleh swasta,
2) rakyat diberi kebebasan mengatur sumber dan alat produksi
3) munculnya persaingan antarpengusaha
4) dalam masyarakat terdapat pembagian kelompok-kelompok, yaitu pemilik faktor produksi dan pekerja / buruh
1) sumber dan alat produksi dikuasai oleh swasta,
2) rakyat diberi kebebasan mengatur sumber dan alat produksi
3) munculnya persaingan antarpengusaha
4) dalam masyarakat terdapat pembagian kelompok-kelompok, yaitu pemilik faktor produksi dan pekerja / buruh
Sistem ekonomi campuran adalah gabungan dari sistem
ekonomi komando dan pasar, berikut ciri-ciri ekonomi pasar
1) Alat produksi yang vital dikuasai negara
2) Alat produksi yang kurang penting dikelola swasta
3) Perekonomian dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat
4) Hak milik diakui sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan umum
2) Alat produksi yang kurang penting dikelola swasta
3) Perekonomian dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat
4) Hak milik diakui sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan umum
Pengaruh
Kebijakan Pemerintah Pendudukan Jepang
Pengaruh Kebijakan Pemerintah Pendudukan Jepang
menduduki dan menjajah Indonesia sejak jatuhnya Tarakan tanggal 11 Januari 1942
hingga 15 Agustus 1945. Tarakan merupakan daratan pertama di Nusantara yang diserbu
bala tentara Jepang. Serangan dilakukan pada dini hari tanggal 11 Januari 1942.
Sekitar 20 ribu pasukan Kure mendarat di pantai timur Tarakan dalam dua
kelompok. Belanda berusaha bertahan dengan 1.300 serdadu Batalion VII KNIL,
beberapa kapal perang ringan, pesawat tempur, dan bomber. Selama itu, Jepang
berhasil mengeksploitasi penduduk dan tanah Indonesia, lengkap dengan sumber
daya alamnya.
a. Kehidupan Ekonomi Zaman Jepang
Indonesia (disebut Jepang dengan To Hindo) sudah
lama diincar bala tentara Jepang. Alasannya adalah melimpahnya sumber daya
manusia dan sumber daya alam. Hal ini sangat penting untuk mendukung
kepentingan perang Jepang. Pada masa pendudukan Jepang, perekonomian Indonesia
bercorak ekonomi perang. Cirinya adalah adanya pengaturan, pembatasan, dan
penguasaan faktorfaktor produksi oleh pemerintah militer. Pemerintah
pendudukan segera mengambil alih seluruh kegiatan ekonomi dan pembangunan.
Pemerintah pendudukan Jepang kemudian mengeluarkan Undang Undang No. 22 Tahun
1942. Isinya menyatakan bahwa pemerintah militer (Gunseikan) langsung mengawasi
perkebunan. Perkebunan yang tidak mempunyai kaitan dengan perang ditutup.
Sebaliknya, perkebunan karet, gula, teh, jarak, dan kina terus diberdayakan
untuk perang. Komoditas ini sangat mendukung Jepang terutama dalam menyiapkan
akomodasinya. Dalam bidang perbankan, Jepang melikuidasi bankbank peninggalan
Belanda. Hal ini dilakukan setelah bankbank tersebut membayar utang. Jepang
kemudian mendirikan bank seperti Yokohama Ginko, Mitsui Ginko, Taiwan Ginko,
dan Kana Ginko. Jepang mengeluarkan uang baru untuk menutup defisit akibat
pembangunan bidang militer. Perekonomian penduduk lumpuh karena dikorbankan
demi ”Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya”. Penduduk dimobilisasi untuk
menyerahkan hasil bumi dan tenaganya. Akibatnya, kekurangan gizi dan
kesengsaraan merajalela di berbagai daerah.
b. Kehidupan Sosial Zaman Jepang
Pemerintah pendudukan militer Jepang menerapkan
beberapa kebijakan dalam rangka kepentingan perang. Jepang melarang seluruh
kebudayaan Barat. Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa resmi pengantar
pendidikan menggantikan bahasa Belanda. Jepang juga menghapuskan sistem
pendidikan berdasarkan kelas sosial pada era penjajahan Belanda. Pendidikan
zaman Jepang antara lain: Kokumin Gakko atau Sekolah Rakyat (lama studi enam
tahun). Shoto Chu Gakko atau Sekolah Menengah Pertama (lama studi tiga tahun).
Koto Chu Gakko atau Sekolah Menengah Tinggi (lama studi tiga tahun). Pendidikan
kejuruan bersifat vokasional seperti pertukangan, pelayaran, pendidikan,
teknik, dan pertanian. Pendidikan tinggi. Pendidikan zaman Jepang bercirikan
militerisme. Siswa setiap pagi harus menyanyikan lagu kebangsaan Jepang
(Kimigayo), mengibarkan bendera Jepang (Hinomaru) dan menghormat Kaisar Jepang
(Seikirei). Mereka juga harus melakukan Dai Toa, yaitu sumpah setia pada citacita
Asia Raya dan wajib melakukan senam Jepang (Taiso) serta latihan fisik
kemiliteran. Para guru dididik dengan Nippon Seisyin, yaitu latihan kemiliteran
dan semangat Jepang. Selain itu, juga mengikuti indoktrinasi ideologi Hakko
Ichiu. Mereka harus bisa memahami dan menerapkan bahasa, sejarah, dan adat
istiadat Jepang.
Cita
– Cita Ekonomi Merdeka
Pembangunan ekonomi indonesia seudah kemerdekaan,
haruslah didasarkan pada cita-cita awal kemerdekaan. Sudah tentu nantinya
industrialisasi memegang peranan dalam membawa perubahan masyarakat pada
tingkatan yang lebih tinggi dan lebih teratur dengan menggunakan hasil teknik
modern.
Menurut Muh. Hatta, ada tiga soal yang berkaitan
dengan pembangunan perekonomian Indonesia yang harus dihadapi yaitu:
I.
Soal ideologi: bagaimana mengadakan
susunan ekonomi yangs esuai dengan cita-cita tolong menolong.
II.
Soal praktik: politik perekonomian apa
yang praktis dan perlu dijalankan dengan segera di masa yang akan datang.
III.
Soal koordinasi: bagaimana mengatur
pembangunan perekonomian Indonesia supaya pembangunan itu sejalan dan
berhubungan dengan pembangunan di seluruh dunia.
Dalam pada itu, sistem
ekonomi Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 UUD 1945, jelas
menolak sistem ekonomi liberalisme-kapitalisme dan etatisme. Selama masa
kolonialisme (350 tahun) susunan perekonomian Indonesia telah hancur oleh
penerapan sistem ekonomi liberalisme-kapitalisme Belanda. Masyarakat Indonesia
mengalami depresi mental yangs angat parah dan secara ekonomi sangat lemah.
Untuk bangkit dari rasa rendah diri, kesulitan, dan ketakutan, maka pemerintah
mempunyai tanggung jawab besar dalam mengangkat moral dan semangat rakyat agar
mampu melaksanakan pembangunan. Hal itu hanya dapat dilakukan melalui perubahan
sistem dan struktur ekonomi yang kapitalistik-liberalistik (dualistik) menjadi
sistem ekonomi yang demokratis (kekeluargaan). Hal ini sangat jauh berbeda
dengan sistem sosial kemasyarakatn negara-negara barat yang individualistik.
Pilihan strategi pembangunan yang mengandalkan
pertumbuhan ekonomi daripada pemerataan telah dijalankan selama masa PJP
(pembangunan jangka panjang) I. beberapa perusahaan besar yang beroperasi di
Indoensia menjadi penyumbang keberhasilan itu. Namun, semua perusahaan yang
memberikan kontribusi pada ekonomi Indoensia masih didominasi oleh perusahaan
perusahaan multi nasional (Multi National Corporation/ MNC). Hal ini mengundang
keprihatinan dan mempertanyakan keberhasilan pembangunan dengan model pertumbuhan
ekonomi Indonesia selama ini.
Kesenjangan ekonomi merupakan fenomena yang menonjol
selama masa PJP I. angka kemiskinan masyarakat Indonesia memang mengalami
penurunan. Akan tetapi tingkat kemiskinan dan kualitas hidup dan kehidupan
masyarakat semakin merosot jauh. Praktik perekonomian yang dijalankan selama
lebih dari 50 tahun kemerdekaan ternyata masih menimbulkan berbagai persoalan.
Persoalan yang menjadi pusat perhatian banyak
pengamat dan kalangan bisnis adalah kesenjangan yang terjadi di berbagai sektor.
Kesenjangan dalam penguasaan skala bisnis terjadi antara sektor formal dan
informal, kecil dan besar. Di satu pihak, terdapat fenomena konglomerasi yang
menguasai sektor bisnis dan memberikan kontribusi terbesar PNB Indonesia. Namun
di pihak lain, terdapat kesenjangan penguasaan akses ekonomi dan bisnis bagi
sektor bisnis menengah, kecil, dan koperasi.
Sejak tahun 1993, Indoensia mulai mengubah paradigma
pembangunan dengan lebih menekankan peningkatan kualitas sumberdaya manusia.
Hal ini diakibatkan masih besarnya jumlah rakyat Indonesia yang miskin. Setelah
berjalan selama empat puluh tahun, pemerintahan berhasil menurunkan jumlah
penduduk miskin menjadi sekitar 22,5 juta orang pada tahun 1997 atau sekitar
11,3 % dari jumlah penduduk Indonesia.
Yang menajdi pertanyaan adalah apakah sistem dan
model pembangunan ekonomi dan bisnis selama ini telah sesuai dengan kehendak
dan cita-cita bersama. Dan dengan cara bagaimana perkembangan bisnis yang
terjadi saat ini mampu menyelesaikan persoalan persoalan sosial ekonomi dalam
masyarakat. Tanpa memperhatikan persoalan sistem dan model hubungan bisnis yang
dijalankan, maka peningkatan kualitas sumberdaya manusia menjadi tidak relevan
dalam menghadapi pasar global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar