I.
Penduluan Etika Sebagai Tujuan
·
Pengertian
Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos",
berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sebuah sesuatu di mana dan
bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi
mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar,salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. St. John of Damascus ( abad ke-7 Masehi)
menempatkan etika di dalam kajian filsafat praktis ( practical philosophy ).
Berikut ini beberapa pengertian etika menurut para ahli
:
1.
Menurut K. Bertens: Etika adalah nilai-nila dan norma-norma moral,
yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah
lakunya.
2.
Menurut W. J. S.
Poerwadarminto: Etika adalah
ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral).
3.
Menurut Prof. DR.
Franz Magnis Suseno: Etika adalah
ilmu yang mencari orientasi atau ilmu yang memberikan arah dan pijakan pada
tindakan manusia.
4.
Menurut Ramali dan
Pamuncak: Etika adalah pengetahuan
tentang prilaku yang benar dalam satu profesi.
5.
Menurut H. A.
Mustafa: Etika adalah ilmu
yang menyelidiki, mana yang baik dan mana yang buruk dengan memperhatikan amal
perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran
Referensi : Fadhila, Nadhia. 2017. http://nadhiafadhilah.blogspot.co.id/2015/10/tugas-1-pendahuluan-etika-sebagai.html, 10 Oktober 2017.
6.
Menurut Brooks (2007), etika adalah cabang dari filsafat yang
menyelidiki penilaian normatif tentang apakah perilaku ini benar atau apa yang
seharusnya dilakukan. Kebutuhan akan etika muncul dari keinginan untuk
menghindari permasalahan-permasalahan di dunia nyata. Kata ‘etika’ dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 –
mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
a.
Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang
buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak).
b.
Kumpulan asas atau nilai yang berkenaan
dengan akhlak.
c.
Nilai mengenai benar dan salah yang
dianut suatu golongan atau masyarakat.
Referensi :
Septianti, Debby. 2017. http://debbyseptianti-debbyaccounting.blogspot.co.id/2014/10/pendahuluan-etika-sebagai-tinjauan.html, 10 Oktober 2017
· Prinsip – prinsip Etika
Berikut prinsip-prinsip etika adalah:
1. Prinsip keindahan
Prinsip ini didasari
pada rasa senang terhadap keindahan,ada yang mengatakan bahwa hidup dan
kehidupan manusia itu adalah keindahan. Maka dari itu etika
manusia berkaiatan atau mencakup nilai-nilai keindahan.
2. Prinsip persamaan
Menghendaki adanya
persamaan antara manusia yang satu dengan yang lain merupakan hakekat
kemanusiaan. Setiap manusia yang dilahirkan kebumi masing-masing memiliki hak
dan kewajiban,pada dasarnya manusia memiliki derajat yang sama dengan
manusia lainnya.
3. Prinsip kebaikan
Pada umumnya kebaikan
berarti sifat dari sesuatu yang mengakibatkan pujian.Perkataan yang baik
mengadung sifat seperti persetujuan, pujian, keunggulan, kekaguman, atau
ketetapan, makanya prinsip kebaikan sangat erat kaitannya dengan hasrat dan
cinta.
4. Prinsip keadilan
Keadilan adalah
kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa yang
semestinya.
5. Prinsip kebebasan
Kebebasan adalah
setiap orang memiliki hidupnya sendiri serta memiliki hak untuk bertindak
menurut pilihannya sendiri,kecuali jika pilihan tersebut melanggar kebebasan
dari orang lain. kebebasan manusia adalah kemampuan untuk menentukan sendiri,
kesanggupan untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, syarat yang
memungkinkan manusia untuk melaksanakan pilihan-pilihannya beserta kosekuensi
dari pilihan itu sendiri.
6. Pinsip kebenaran
Ide kebenaran sering
kita pakai dalam pembicaraan mengenai logika ilmiah,sehingga kita mengenal
kriteria kebenaran dalam berbagai ilmu.
Referensi :
Fadhila, Nadhia. 2017. http://nadhiafadhilah.blogspot.co.id/2015/10/tugas-1-pendahuluan-etika-sebagai.html, 10 Oktober 2017.
· Basis Teori Etika
1. Etika
Teleologi
Dari
kata Yunani, telos = tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan
berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan
akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Dua aliran etika teleologi :
a. Egoisme
Etis
Inti
pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya
bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya
tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan
memajukan dirinya. Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia
cenderung menjadihedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi
diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
b. Utilitarianisme
Berasal
dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu
perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut
bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam
rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu
perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan
terbesar dari jumlah orang yang terbesar.
2. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti
kewajiban. ‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu harus ditolak sebagai
buruk’, deontologi menjawab:‘karena perbuatan pertama menjadi kewajiban
kita dan karena perbuatan kedua dilarang’. Yang menjadi dasar baik buruknya
perbuatan adalah kewajiban. Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks
agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting.
3. Teori
Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini barangkali teori hak ini adalah
pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi baik
buruknya suatu perbuatan atau perilaku. Teori Hak merupakan suatu
aspek dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan
kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat
manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan
suasana pemikiran demokratis.
a.
Teori Keutamaan
(Virtue)
Memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah
suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya.
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang
telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah
laku baik secara moral. Contoh keutamaan :
Kebijaksanaan
Keadilan
Suka bekerja keras
Hidup yang baik
Referensi :
Anggraeni, Diana. 2017. https://diananggraeni51.wordpress.com/2017/01/04/bab-1-pendahuluan-etika-sebagai-tinjauan/, 10 Oktober 2017.
·
Egoism
Egoism merupakan suatu bentuk
ketidak adilan kepada orang lain. Inti dari pandangan egoism adalah tindakan
dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar kepentingan pribadi
untuk memajukan dirinya sendiri. Hal seperti ini juga dapat dijadikan satu –
satu tujuan dari tindakan moral setiap manusia. Egoism ini baru menjadi
persoalan serius ketika seseorang cenderung menjadi hedoistis, yaitu ketika
kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata – mata sebagai
kenikmatan fisik yang bersifat vulgar.
Fokus dari teori ini adalah One should always
act in one’s own best interest. Self interest berbeda arti
dengan selfishness karena memenuhi kepentingan pribadi ( self
interest ) merupakan sesuatu yang baik, sedangkan selfishness terjadi
ketika pemenuhan kepentingan pribadi merugikan pihak lain. Egoism tidak
cocok dengan kegiatan manusia sebagai mekhluk sosial. Egoism tidak mampu
memecahkan masalah ketika perselisihan muncul.
Ada
3 cara yang berbeda dimana teori egoism dapat disajikan :
a.
Egoism Psikologis
Yaitu
dimana secara alami manusia termotivasi hanya untuk mementingkan dirinya
sendiri.
b.
Egoism Etis
Yaitu
dimana manusia bertindak untuk mengambil keuntungan tapi tidak merugikan diri
sendiri.
c. Egoism Minimalis
Yaitu dimana orang
akan bertindak sedemikian rupa untuk mempromosikan kepentingan mereka sendiri.
Referensi :
Fadhila, Nadhia. 2017. http://nadhiafadhilah.blogspot.co.id/2015/10/tugas-1-pendahuluan-etika-sebagai.html, 10 Oktober 2017.
AICPI,
Code of Professional Conduct
Aturan
Etika IAI Kompartemen-Kompartemen diluar IAI KA
Brooks, Leonard J., “Business & Professional Ethics for
Accountants”, South Western College Publishing, 2012 Edisi Terbaru
Duska, Ronald F. and Brenda Shay
Duska, “Accounting Ethics”, Blackwell
Publishing, 2003
Francis, Ronald D., “Ethics & Corporate Governance”, an Australian Handbook, UNSW
Press, 2000
IAI
Kode Etik Akuntan Indonesia Prosiding Kongres VIII IAI, 1998
IAI
KAP Aturan Etika Profesi Akuntan Publik
IFAC Ethics Committee, IFAC Coe of Ethics for Professional Accountants,
International Federation of Accountants
Ketut Rinjin, “Etika Bisnis dan Implementasinya”, Gramedia Pustaka Utama Jakarta
2004
Northcott, Paul H, “Ethics and the Accountant”: Case Studies, Prentice Hall of
Astralia, 1994 atau Edisi Revisi
Sony
Keraf. Etika Bisnis: “Tuntutan dan
Relevansinya”, Kanisius, 1998 atau terbaru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar